Rabu, 28 Desember 2011

PENDEDERAN


Pendederan adalah proses membesarkan benih hingga mencapai ukuran tertentu. Lamanya proses pendederan tergantung pada tujuannya. Hasil pendederan bisa dijual langsung berupa benih untuk pembesaran atau dibesarkan kembali hingga mencapai ukuran konsumsi.

A.      KOLAM PENDEDERAN
Pendederan bisa dilakukan dikolam tanah atau kolam tembok. Sebagai patokan, kolam pendederan bisa dibuat dengan ukuran 40 – 50 m, dengan tinggi 50 – 60 cm. tinggi air kolam pendederan 30 – 40 cm. Dibagian tengah kolam pendederan dibuat kamalir, yakni lubang tempat berkumpulnya benih saat dipanen sehingga memudahkan penangkapan.
B.      JENIS-JENIS PENDEDERAN
Pendederan terbagi atas beberapa bagian, tergantung pada ukuran benih yang dibesarkan. Lamanya waktu pendederan juga berbeda-beda sesuai dengan jenisnya.
1.    Pendederan I
Benih yang dibesarkan berukuran 1 – 3 cm dengan padat tebar 100 ekor/m. benih ini dipelihara selama 45 – 60 hari hingga mencapai ukuran 4 – 5 cm. benih seukuran ini disebut dengan benih gelondongan. Benih inu sudah bisa dipanen untuk dijual sebagai benih atau dibesarkan kembali di pendederan II.
2.    Pendederan II
Tahap pertama, benih yang dibesarkan brukuran 4 – 5 cm dengan padat tebar 30 ekor/m. Benih ini dipelihara selama 60 hari hingga mencapai ukuran 7 – 8 cm. Benih ini bisa dipanen dan dijual untuk dibesarkan. Tahap kedua benih dibesarkan kembali selama 75 – 100 hingga mencapai ukuran 10 - ,12 cm. namun, kepadatannya dikurangi menjadi 20 ekor/m. benih hasil pendederan II disebut dengan benih tokolan.

C.      PERAWATAN BENIH
Pertumbuhan benih di kolam pendederan harus selalu diperiksa secara rutin. Caranya dengan mengambil sampling benih, lalu ukur panjang dan bobotnya. Setelah itu, dilakukan penjarangan dan seleksi. Benih yang panjang dan bobotnya tidak standar dipindahkan ke kolam lain. Smentara itu, benih yang ukurannya sama tetap dibesarkan di dalam kolam. Tujuan penjarangan dan seleksi adalah menghindari persaingan antar benih yang tidak imbang dalam memperebutkan pakan. Selain itu, perumbuhan benih juga akan selalu diketahui dengan pasti sehingga memudahkan dalam menentukan jumlah pemberian pakan.

D.      PEMANENAN GELONDONGAN  DAN TOKOLAN.
Pemanenan dilakukan pada benih tipe gelondongan dan tokolan yang akan dijual langsung atau saat dipindahkan ke kolam pendederan lanjutan. Agar gelondongan dan tokolan tidak stress, sebaiknya pemanenan dilakukan pada pagi atau sore hari saat cuaca tidak begitu panas. Proses pemanenan dilakukan dengan mengeringkan air kolam terlebih dahulu sehingga benih berkumpul di kamalir. Kemudian benih ditangkap menggunakan saringan bergagang (sair). Gelondongan dan tokolan yang termasuk bungas, yakni ukurannya 2 – 4 kali lebih besar dibandingkan dengan ukuran gelondongan dan tokolan yang lain harus dibuang. gelondongan  dan tokolan  seperti ini jumlahnya sangat sedikit, tetapi sangat buas karena memakan benih lain (kanibal). Jumlah gelondongan dan tokolan yang dipanen sekitar 70% dari jumlah benih awal. Gelondongan dan tokolan yang telah dipanen, diseleksi sesuai dengan ukurannya masing-masing. Stelah itu, dikemas ke dalam wadah yang telah dipersiapkan. Wadah yang bisa digunakan untuk mengemas gelondongan dan tokolan adalah kantong plastic berukuran 5 kg. setelah benih dimasukkan, kantong plastic diberi oksigen, lalu diikat bagian atasnya menggunakan karet gelang. Untuk efisiensi dan menjaga kemungkinan benih mati akibat guncangan, kantong plastic dimasukkan kedalam jerigen yang telah dibelah menjadi 2 bagian. Satu bagian jerigen dapat memuat 5 kantong plastic.

Ukuran panjang dan bobot lele dumbo
Bentuk
Panjang
Bobot
Telur
1 – 1,6 mm
1,2 – 1,8 mg
Burayak
5 – 7 mm
1,2 – 3 mg
Benih
8 – 30 mm
3,0 – 1.000 mg
Geolndongan, tokolan
3 – 10 cm
1 – 10 gr
Dewasa (ikan konsumsi)
32 – 140 cm
100 gr – 16 kg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar